0 0
Advertisement Section

4 Kabupaten Kembali Duduk Di Kabupaten Kaimana Untuk Bahas Penentuan Ibukota Provinsi PBT

Read Time:1 Minute, 58 Second

Kaimana, Setelah dilaksnakan pertemuan Pertama Kabupaten Teluk Bintuni dan Pertemuan Kedua di Kabupaten Teluk Wondama, kini Pertemuan ke tiga, 4 Kepala Daerah, MRP, DPRD Masing-masing Kabupaten, DPR Provinsi, MRP serta Tokoh-tokoh Adat perwakilan setiap Kabupaten kini berkumpul di Kabupaten Kaimana.

Pertemuan yang digelar di Gedung Pertemuan Kroy Kabupaten Kaimana, Sabtu (11/2/2023) dengan agenda umum yakni penentuan ibukota Provinsi Papua Barat Tengah (PBT), yang mencakup kabupaten Fakfak, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Teluk Wandama.

Dari beberapa usulan yang berhasil di rampung oleh masing-masing kabupaten, mulai mengerucut pada beberapa titik sebagai pusat ibu kota provinsi baru.

Yang mana pembahasan mengarah dengan ibu kota Provinsi terletak di Bomberay pada kabupaten Fakfak. Dimana letak geografisnya dapat mencakup beberapa 4 Kabupaten yang ada.

Sementara itu, sebanyak 2 masyarakat adat, yakni Dewan Adat Kaimana, Lembaga masyarakat Adat Wondama, memeberikan Masukan agar ibukota distrik Papua Barat Tengah ( PBT ) terletak di tengah-tengah dimana wilayahnya mencakup 4 Kabupaten yakni Kabupaten Kaimana, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Fakfak dan Kabupaten Teluk Wondama.

Melalui salah seorang perwakilan masyarakat adat Kabupaten Teluk Wondama, Adrian Worengga, menegaskan, letak titik Ibu kota Provinsi PBT, harus seidentik dengan namanya, untuk itu harus berada di tengah-tengah, yang meliputi 4 wilayah Kabupaten, yakni Kabupaten Fakfak, Kaimana, Teluk Bintuni dan Kabupaten Teluk Wondama.

Menurut dia, titik yang paling tepat adalah titik yang terletak di Distrik Kuri Kabupaten Bintuni, Distrik Wamesa dari Kabupaten Teluk Wondama, dan Distrik Teluk Arguni Atas Kabupaten Kaimana.

Sementara itu, menanggapi usulan masyarakat adat, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Fakfak, Ali Baham Temongmere, menyebutkan, titik Ibu kota Provinsi PBT harus memperhatikan banyak kajian dan letak yang paling strategis yakni di wilayah Distrik Bomberay.

Dia menambahkan, karena pembentukan Daerah Otonomi Baru ( DOB ) baru ini awalnya adalah Provinsi Bomberay Raya, namun karena sudah ada kesepakatan dengan satu nama di Tanah Papua yakni Provinsi PBT , maka identitas Suku Besar Bomberay, harus tetap dipertahankan.

Dengan demikian, Bomberay adalah nama yang pas untuk Ibu kota Provinsi PBT .

Sementara itu, Bupati Wondama, Hendrik S Mambor dalam pernyataannya menyebutkan, pemilihan titik lokasi Ibu kota Distrik harus memperhatikan semua hal, termasuk proposi untuk memberdayakan masyarakat asli Papua.

Dia juga mengingatkan, agar pemekaran ini harus tetap mengedepankan rasa keadilan dan kejayaan bagi masyarakat di Negeri ini.

Untuk itu, dia mengusulkan, agar titiknya jangan terlalu jauh dari Wondama, karena selama ini, masyarakat sangat mudah mengakses ke Manokwari, sebagai Ibu kota Provinsi Papua Barat. ( DAR )

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Uskup Manokwari-Sorong Pimpin Misa Pergantian Pastor Paroki Sta. Monika
Next post Bupati Teluk Bintuni, Petrus Kasihiw Ungkap Tetap Mengikuti Alur Politik
logo